Unsur merkuri (Hgo) terlarut
dan senyawa merkuri disisihkan dengan menggunakan adsorbent. Sedangkan merkuri berfasa solid atau merkuri yang terikat ke partikel solid disisihkan dengan pemisahan fisik (physical separation).
Adsorbent terdiri atas dua komponen, yaitu:
(1) Penunjang (support), misalnya zeolit, karbon aktif, logam oksida, dan alumina.
(2) Komponen reaktif, misalnya Ag, KI, CuS, logam sulfida, dan thiol.
Material yang berpotensi mengganggu
adsorbent merkuri adalah:
-
H2S- Air
- Hidrokarbon olefin dan aromatik
- Thiol
- Logam lain: arsenik
Volatilitas merkuri membatasi temperatur
operasi, tidak lebih dari 100oC. Idealnya operasi dilangsungkan pada
temperatur yang mendekati ambien.
Berdasarkan sifat regeneratifnya,
adsorbent yang digunakan untuk
menyisihkan merkuri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu adsorbent non-regeneratif dan adsorbent
regeneratif.
Non-regenerative mercury removal
Kelebihan metode non-regeneratif
adalah:
-
Sederhana, “instal dan tinggalkan”.
Kekurangan metode non-regeneratif
adalah:
-
Biaya instalasi tinggi.- Ada tambahan pressure drop pada saat adsorbent sudah jenuh.
- Memerlukan biaya untuk membuang adsorbent yang sudah digunakan.
Jika merkuri terdeteksi di aliran effluent dan pressure drop aliran melalui bed berlebih, adsorbent perlu diganti dengan yang baru.
- Merkuri
- Lainnya (seperti benzena)
Metode non-regenerative mercury removal menggunakan alternatif sebagai
berikut:
1. Sulfur2. Logam sulfida
3. Halida
4. Resin pertukaran ion
1.
Sulfur
Sulfur terdispersi di dalam porous carrier, misalnya karbon aktif. Sulfur menempel (impregnate) pada karbon. Karbon
berfungsi sebagai penunjang, sedangkan sulfur merupakan komponen reaktif.
Sulfur bereaksi dengan merkuri membentuk HgS. Reaksi ini berlangsung cepat.
Hg + S à HgS
Kualitas produk bergantung pada:- Kualitas karbon aktif (sebagai penunjang).
- Teknik yang digunakan untuk mendispersikan sulfur di dalam karbon.
Sulfur harus terdispersi secara baik tanpa menyebabkan adanya penyumbatan (blockage) di dalam pori-pori. Jika tidak, maka:
- penyisihan merkuri tidak optimum
- sulfur tidak terikat kuat sehingga sulfur dapat terbawa ke aliran gas pada temperatur tinggi
Sulfur terlarut dalam hidrokarbon cair. Dengan demikian, metode sulfur yang ter-impregnate pada karbon hanya dapat digunakan untuk gas. Pada kondisi upset, kontak hidrokarbon cair dengan adsorbent harus dicegah.
Kelemahan metode ini adalah:
- Material yang sudah terpakai tidak dapat digunakan kembali.
- Dari sisi lingkungan, pembuangan merkuri yang dapat diterima adalah dengan pembakaran.
- Sulfur larut dalam hidrokarbon, terutama hidrokarbon aromatik, sehingga sulfur berpotensi terbawa ke dalam produk.
2.
Logam sulfida
Perkembangan selanjutnya adalah penyisihan merkuri menggunakan senyawa anorganik/logam. Logam sulfida terdispersi di dalam solid carrier (karbon aktif, alumina). Sulfur terikat pada logam. Reaktivitas merkuri dengan logam sulfida sangat tinggi.
Hg + MxSy
à MxSy-1
+ HgS
Kelebihan metode ini adalah:
- Adsorbent yang sudah terpakai dapat digunakan kembali.
- Risiko sulfur terbawa produk (melalui sublimasi atau disolusi) kecil.
Sedangkan kekurangannya adalah:
- Tidak sesuai untuk fluida yang “kotor”.
Kekurangan metode ini dapat diselesaikan dengan memasang pre-filter di depan mercury guard bed.
Logam sulfida dan polisulfida efektif menyisihkan merkuri. Logam yang digunakan adalah Cu, Zn, dan proprietary metal. Jika diperlukan, logam oksida dapat ditambahkan untuk menyisihkan H2S. Jika logamnya Cu, reaksinya adalah:
CuO + H2S
à CuS + H2O
2 CuS + Hg à
HgS + Cu2S
Logam sulfida digunakan untuk servis hidrokarbon gas
dan cair. Adsorbent ini tidak rusak
jika kontak dengan air (liquid water).Ukuran pellet adsorbent sekitar 0,9 – 4 mm. Ukuran pellet yang kecil umumnya meningkatkan efisiensi penyisihan merkuri, tetapi menyebabkan pressure drop yang lebih besar.
|
Ukuran pellet
|
|
Kecil
|
Besar
|
|
Efisiensi penyisihan merkuri
|
ok
|
kurang
|
Pressure
drop
|
tinggi
|
ok
|
Halida menempel (impregnate) pada karbon aktif. Adsorbent ini digunakan untuk servis hidrokarbon cair.
Air (liquid
water) akan membuat halida terlepas (wash
off) dari karbon aktif, dan menyebabkan vessel
terkorosi.
4.
Resin pertukaran ion
Resin pertukaran ion digunakan untuk servis nafta cair.
Regenerative mercury removal
Adsorbent regeneratif bekerja seperti adsorbent non-regeneratif. Yang berbeda adalah pada proses mercury removal yang menggunakan adsorbent regeneratif terdapat proses
regenerasi termal. Biasanya penyisihan merkuri secara regeneratif dilakukan
simultan dengan proses dehidrasi atau proses penyisihan kontaminan lain.
Contohnya adalah perak (Ag) yang
menempel pada molecular sieve.
Merkuri (dari gas atau liquid) akan
membentuk amalgam dengan perak. Atom merkuri tidak dapat berdifusi melalui
struktur pori yang dapat menyebabkan laju penyisihan merkuri berjalan lambat.Pada temperatur tinggi merkuri dilepaskan dari perak, menggunakan gas regenerasi.
Kelebihan metode regeneratif adalah:
- Tidak ada tambahan pressure drop.
- Merkuri dapat di-recovery sebagai aliran terpisah.
Kekurangan metode regeneratif adalah:
-
Gas yang sudah digunakan untuk regenerasi
kemungkinan memerlukan treatment lagi
untuk menyisihkan merkuri (secondary
mercury removal treatment).
Sumber:
-
Interaction
of Mercury with Metal Surfaces, Johnson Matthey Catalysts, 2009
-
Carnell
and Willis, Mercury Removal from Liquid
Hydrocarbons, Johnson Matthey Catalysts, 2005.
-
NUCON,
MERSORB® Mercury Adsorbents, Design and
Performance Characteristics, Bulletin 11B28 – 2010.
-
Abu
El Ela, I.S. Mahgoub, M.H. Nabawi, and Abdel Azim, Mercury Monitoring and
Removal at Gas Processing Facilities: Case Study of Salam Gas Plant, Society of
Petroleum Engineer (SPE), 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar